Takbir Kata
News Update
Loading...

Featured

[Update][recentbylabel]

Featured

[Update][recentbylabel]

Asal SEO

Tuesday, December 29, 2015

Kalau Nikah!



JANGAN MENGKHAWATIRKAN REZEKI

Ibnul Qayyim berkata, 

 “Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah -dengan hikmahNya- berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti –dengan rahmatNya- membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu. 

Renungkanlah keadaan janin, makanan datang kepadanya, berupa darah dari satu jalan, yaitu pusar. 

Lalu ketika dia keluar dari perut ibunya dan terputus jalan rezeki itu, Allah membuka untuknya DUA JALAN REZEKI yang lain [yakni dua puting susu ibunya], dan Allah mengalirkan untuknya di dua jalan itu; rezeki yang lebih baik dan lebih lezat dari rezeki yang pertama, itulah rezeki susu murni yang lezat. 

Lalu ketika masa menyusui habis, dan terputus dua jalan rezeki itu dengan sapihan, Allah membuka EMPAT JALAN REZEKI lain yang lebih sempurna dari yang sebelumnya; yaitu dua makanan dan dua minuman. Dua makanan = dari hewan dan tumbuhan. Dan dua minuman = dari air dan susu serta segala manfaat dan kelezatan yang ditambahkan kepadanya. 

Lalu ketika dia meninggal, terputuslah empat jalan rezeki ini, Namun Allah –Ta’ala- membuka baginya -jika dia hamba yang beruntung- DELAPAN JALAN REZEKI, itulah pintu-pintu surga yang berjumlah delapan, dia boleh masuk surga dari mana saja dia kehendaki. 

Dan begitulah Allah Ta’ala, Dia tidak menghalangi hamba-Nya untuk mendapatkan sesuatu, kecuali Dia berikan sesuatu yang lebih afdhol dan lebih bermanfaat baginya. Dan itu tidak diberikan kepada selain orang mukmin, karenanya Dia menghalanginya dari bagian yang rendahan dan murah, dan Dia tidak rela hal tersebut untuknya, untuk memberinya bagian yang mulia dan berharga.

” (Al Fawaid, hal. 94, terbitan Maktabah Ar Rusyd, tahqiq: Salim bin ‘Ied Al Hilali)

Monday, December 28, 2015

Sehabis Mengantar Jenazah

Masih adakah yang akan kautanyakan tentang hal itu?
Hujan pun sudah selesai, sewaktu tertimbun sebuah dunia yang tak habisnya bercakap dibawah bunga-bunga menua, matahari yang senja

pulanglah dengan payung ditangan, tertutup anak-anak kembali bermain di jalanan basah seperti dalam mimpi kuda-kuda meringkik di bukit-bukit jauh.
Barang kali kita tak perlu tua dalam tanda tanya.

Masih adakah? Alangkah angkuhnya langit
alangkah angkuhnya pintu yang akan menerima kita seluruhnya, seluruhnya kecuali kenangan pada sebuah gua yang menjadi sepi tiba-tiba


Sapardi Djoko Damono

Tuesday, June 23, 2015

Sibuk Hablum MinanNas Tanpa Sempat Hablum MinAllah

Dalam hening malam, kali ini bukan bertemankan alunan melodi sebuah musik melainkan lantunan ayat-Nya yang begitu merdu. Ada tenang membungkus pekat malam, bersamaan bisikan menyapa “Hay, apakah waktu yang Dia(Allah) beri mampu kau pertanggung jawabkan? "

seberapa lama kau minta diberi nafas tanpa mempersiapkan akhirat? Seberapa lama kau hanya menyibukkan diri akan Hablum minan Nas tanpa menyempatkan diri akan Hablum mina Allah? Astagfirullah al’azim, jika dosa itu berbau tentu tidak akan ada orang yang berani keluar rumah atau tak akan ada orang yang berani berbuat dosa. Maha pemurah Allah tidak melakukan hal itu terhadap hamba-Nya. Perihal masalah, barangkali cara-Nya menyampaikan kerinduan akan rengekan seorang hamba terhadap-Nya.

Jika kau mampu istiqomah dengan manusia ciptaan-Nya mengapa kau tak mampu belajar istiqomah terhadap penciptanya? Belajarlah istiqomah, meski terkadang sulit tapi ingat tidak ada kesulitan melainkan Allah mendatangkan kemudahan”. 

 By: Nia Damara

Monday, March 2, 2015

Ketabahan Menunjukkan Iman

Hari yang begitu melelahkan, tak bersahabat masalahpun menjadi satu hingga tak mampu berpikir tenang. Mereka saling berpacu, tak terkendali seperti semua memiliki hak yang sama untuk diselesaikan. Diajak berdiskusipun mereka enggan, isi kepala serasa ingin meluap. Entah kenapa rasanya kali ini kedua kaki tak mampu berdiri tegak, Apakah ini titik terlemah? Rabb, Engkau lah yang tau batas kemampuan hamba-Mu, aku serahkan apa yang menjadi bagian-Mu. Rabb, Engkau lah yang tau ada lara dalam bungkusan senyum wanita ini, meskipun tak tampak nyata. Lara terbungkus rapi tertutup dengan lengkungan garis senyum diwajah bukan topeng. Bahkan kau tau hati ini tidak semanis senyum diwajah.. tapi aku percaya ketabahan menunjukkan kita mempunyai Iman, Hanya saja bantulah aku selalu tabah dalam iringan doa' yang selalu ku semogakan tanpa henti.

Nia Damara

Thursday, February 5, 2015

Rasa Mocha Latte

Jemari mengitari secangkir mocca latte hangat.. Mata kosong menatap jauh keujung haluan pandang.. Kepala mulai berpikir, Apa masalah berat ini Dia (Allah) beri karna aku mulai dewasa? Tak ada yang berat nak!, kata hati menasehati pikiran.. Hanya saja Dia sedang merindumu bertemu disepertiga malam-Nya, merindumh bersimpuh dalam hamburan doa' kepada-Nya. 

Barangkali itu cara-Nya menenangkan, bahkan lebih hangat dari mocca latte ini. Dia (Allah) juga cemburu, kita sering kali melupakan-Nya jika semua jalan mulus tiada rintang. Dari Masalah Dia mengungkapkan bahwa Dia sayangi kita. Dengan Masalah kita sadar Dialah yang selalu ada disaat semua orang menghiraukan. 

Hati dan Pikiran saling menasehati. Bibir meneguk secangkir mocca latte hangat.. Rasanya campur aduk, ada manis bahkan pahit. Barangkali beginilah hidup, Rasa Mocca Latte.. Tak selalu manis tak juga selalu pahit. Butuh keduanya agar kita tidak mati rasa.

By: Nia Damara

Blogging

[Ulasan][recentbylabel2]

Ulasan

[Ulasan][recentbylabel2]
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done