Kepada Janji. Mungkin mudah diucapkan, tapi sukar dilakukan. Pada Pengumbar Janji, apakah kau merasa hebat? Saat notabene-nya janji yang terurai, lantas kau hapus tanpa rasa salah, tanpa cela?
Pada Pengumbar Janji, apakah kau merasa hebat? Saat jiwa-jiwa telah mengatur apik agendanya, lantas kau coret tanpa ragu?
Pada Pengumbar Janji, apakah kau merasa hebat? Mengumbar harapan pada jiwa-jiwa yang tak berdosa, lalu kau diam, lenyap, tenggelam dalam benakmu seenaknya?
Haruskah kau ketuk pintu harap lalu pergi tanpa salam? Dewasakan pemikiranmu. Berpikirlah dengan bijak. Apa yang kamu tanam, itu yang kamu tuai, pada Pengumbar Janji.
By: Devina Prahasanti Putri